Ini adalah artikel yang gue tulis untuk mengisi majalah sekolah "IKRAR"
Development Basketball League (DBL) adalah sebuah liga bola
basket antar Sekolah Menegah Keatas (SMA) yang diadakan pertama kali di
Surabaya pada tahun 2004. Liga ini dipelopori oleh Commissioner Azrul Ananda
yang bukan lain adalah anak dari mentri BUMN yaitu Dahlan Iskan.DBL adalah
kompetisi pertama di Indonesia yang mengembangkan konsep Student Athlete.
Pada
tahun 2012 liga DBL ini telah menyebar di 24 provinsi di seluruh Indonesia.Di
setiap provinsi akan digelar kompetisi tersebut,lalu dari masing-masing
provinsi dipilih 5 pemain terbaik putra putri dan 2 pelatih yang berkesempatan
untuk mengikuti DBL Camp di Surabaya.Semua peserta yang terpilih tersebut
mendapat kesempatan untuk dapat terbang ke Seattle,Amerika Serikat melalui
proses seleksi.Tahun ini ada 235 peserta (121 putra dan 114 putri) yang
terpilih mengikuti Development Basketball League Camp 2012 di surabaya pada
bulan Juli lalu.Hanya ada 12 pemain putri dan 12 pemain putra bersama 4 orang pelatih yang
akan terpilih menajadi tim DBL Allstar 2012 dan terbang ke Seattle,Amerika
Serikat mewakili Indonesia.
Mungkin
ini menjadi salah satu cita-cita setiap pelajar yang menyukai olahraga basket
di Indonesia.Saya, Annisa Widyarni (XII IPA 3) termasuk mencita-citakan hal
ini.Saya ingin sekali bisa terpilih menajadi salah satu pemain di tim DBL
All-star.Berkat usaha dan bantuan dari Allah,pada DBL Camp 2012 tersebut saya
terpilih menjadi salah satu bagian dari tim putri DBL All-star 2012.
Pada Selasa,6
November 2012 tim DBL All-star 2012 berangkat ke Seattle,Amerika
Serikat.Perjalanan akan transit di Taiwan terlebih dahulu, sebelum dilanjutkan
ke Seattle.Kurang lebih selama 15 jam perjalanan, kami semua sampai di bandara
Internasional Seattle-Tacoma.
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Setelah kami sampai di bandara,kami semua langsung menuju
hotel dan langsung beristirahat. Semua aktivitas akan dimulai esok hari.
Begitu
banyak sekali kegiatan yang kami lakukan selama disana.Pada hari pertama kegiatanya
foto
bersama di Kerry Park dan melihat tetenger paling kondang di Seattle, Space
Needle. Kunjungan lainnya adalah pergi ke Experience Music Project (EMP) yang
merupakan museum musik bagi para musisi asal Seattle. Setelah itu kami akan
menjalani coaching clinic di Rainier Vista.Saat coaching clinic kami dilatih
oleh salah satu legend NBA James Hampton yang juga pelatih yang sangat berjasa
bagi Nate Robinson (pemain NBA).
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Dihari berikutnya kami menjalani
kegiatan bersekolah di Lynwood High School. Disana kami semua mendapat
masing-masing partner, dimana partner
kita adalah siswa/I yang sekaligus tim basket dari Lynnwood highschool.Disitu
kami harus mengikuti partner kita kemana pun.Jadi,kami pun memasuki kelas
dimana mereka belajar.Sitem bersekolah mereka melakukan system moving class dan mereka tidak memakai
seragam.Jadi,mereka bersekolah menggunakan baju bebas.Ada beberapa mata
pelajaran yang tidak ada di Indonesia,seperti kelas memasak,kelas sport
medicine,dll.
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Setelah kami mengikuti kegiatan
bersekolah mereka,ada scrimmage game antara tim DBL Allstar 2012 vs tim Lynnwood High School. Dikarenakan
kondisi kami masih dalam proses adaptasi dengan perbedaan waktu 15 jam dengan
Indonesia maka Tim putri yang
bermain lebih dulu kalah 40-62, sedangkan tim putra menyerah 33-45.
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Agenda dihari berikutnya
pun kami bersekolah lagi.Tetapi pada kali ini kami bersekolah di Glacier Peak
High School (GPHS).Tidak beda jauh dengan sekolah yang pertama yaitu Lynnwood
High School.Lalu di GPHS pun kami melakukan scrimmage game dengan tim
GPHS.Tetapi,lagi-kami kami kalah.
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Pada 10 November 2012 kami semua menuju Portland.Ada beberapa kegiatan
yang ditungguu-tunggu oleh kami semua.Salah satu nya adalah menonton
pertandingan NBA di Rose Garden. Pertandingan nya yaitu antara Portland
Trailblazers vs San Antonio Spurs.Tetapi sebelum menonton NBA, kami semua ke
Woodburn Outlet Mall – Portland. Tempat itu adalah tempat berkumpulnya barang –
barang ber merek seperti nike,fosil,levis,gueess,dll.Yang paling istimewa
ditempat itu adalah di Woodburn Outlet Mall itu tax free yaitu bebas pajak.
Setelah berpuas-puas berbelanja di Woodburn Outlet Mall,ini adalah
kegiatan yang paling ditunggu – tunggu yaitu menonton pertandingan NBA. Ini
merupakan hal yang paling tidak bisa dilupakan. Betapa serunya pertandingan
pada malam itu, dan kami mendapat kesempatan masuk 1 jam lebih awal
dibandingkan penonton lainnya, sehingga kami dapat melihat para pemain bintang
NBA sedang pemanasan lebih dekat.
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Setelah kami melewati beberapa hari kemarin, banyak sekali pengalaman yang
bisa kita ambil. Dihari berikutnya merupakan hari puncak nya bagi kami. Pada
malam hari nya mengikuti pertandingan “friendly
match” . Pertandingan nya yaitu antara tim DBL Indonesia All Star vs Rainer
Vista. Dimana pertandingan persahabatannya itu dikemas secara resmi oleh PT.DBL
Indonesia, seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pertandingan, lalu
bertukar kenanga-kenangan, sampai pemanggilan pemain satu per satu.
Photo by Agus Wahyudi/Jawapos
Pada saat
pertandingan putri, pertandingan berjalan dengan sengit. Tetapi akhirnya kami
harus mengakui kehebatan para pemain Rainer vista. Kami kalah dengan score
33-45. Setidaknya score ini menunjukan perbaikan dari hasil tahun lalu.
Sedangkan tim putra nya, tim Rainer Vista begitu mudah menggapai kemengan pada
laga tersebut. Tim DBL Indonesia All Star tunduk dengan score 22-60. Tetapi yang terpenting dalam laga ini kami
mengambil banyak sekali pengalaman, salah satu nya kami melihat pemain-pemain
di sana (Amerika) sangat tidak kenal rasa cape, begitu berat materi latihan
mereka, jadi tidak heran pemain-pemain disana jauh lebih baik dari Indonesia.
Banyak sekali
sebenernya cerita selama disana, tetapi ini merupakan pengalaman seumur hidup
yang terpenting. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita selalu berusaha dan berdoa pasti kita mendapatkan
hasil yang baik juga. Lalu, setiap orang mempunyai bakat yang berbeda – beda,
dan jangan pernah menganggap bakat non- akademik itu merupakan bakat yang tidak
penting. Tapi, sebagai seorang pelajar, belajar adalah kewajiban kita jadi
jangan lupa untuk membagi waktu dengan benar.
Annisa Widyarni-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar