Senin, 17 Desember 2012

hello seattle!



Ini adalah artikel yang gue tulis untuk mengisi majalah sekolah "IKRAR"  

                Development Basketball League (DBL) adalah sebuah liga bola basket antar Sekolah Menegah Keatas (SMA) yang diadakan pertama kali di Surabaya pada tahun 2004. Liga ini dipelopori oleh Commissioner Azrul Ananda yang bukan lain adalah anak dari mentri BUMN yaitu Dahlan Iskan.DBL adalah kompetisi pertama di Indonesia yang mengembangkan konsep Student Athlete.
                Pada tahun 2012 liga DBL ini telah menyebar di 24 provinsi di seluruh Indonesia.Di setiap provinsi akan digelar kompetisi tersebut,lalu dari masing-masing provinsi dipilih 5 pemain terbaik putra putri dan 2 pelatih yang berkesempatan untuk mengikuti DBL Camp di Surabaya.Semua peserta yang terpilih tersebut mendapat kesempatan untuk dapat terbang ke Seattle,Amerika Serikat melalui proses seleksi.Tahun ini ada 235 peserta (121 putra dan 114 putri) yang terpilih mengikuti Development Basketball League Camp 2012 di surabaya pada bulan Juli lalu.Hanya ada 12 pemain putri dan 12  pemain putra bersama 4 orang pelatih yang akan terpilih menajadi tim DBL Allstar 2012 dan terbang ke Seattle,Amerika Serikat mewakili Indonesia.
                Mungkin ini menjadi salah satu cita-cita setiap pelajar yang menyukai olahraga basket di Indonesia.Saya, Annisa Widyarni (XII IPA 3) termasuk mencita-citakan hal ini.Saya ingin sekali bisa terpilih menajadi salah satu pemain di tim DBL All-star.Berkat usaha dan bantuan dari Allah,pada DBL Camp 2012 tersebut saya terpilih menjadi salah satu bagian dari tim putri DBL All-star 2012.
                Pada Selasa,6 November 2012 tim DBL All-star 2012 berangkat ke Seattle,Amerika Serikat.Perjalanan akan transit di Taiwan terlebih dahulu, sebelum dilanjutkan ke Seattle.Kurang lebih selama 15 jam perjalanan, kami semua sampai di bandara Internasional Seattle-Tacoma.

Photo by Agus Wahyudi/Jawapos


Setelah kami sampai di bandara,kami semua langsung menuju hotel dan langsung beristirahat. Semua aktivitas akan dimulai esok hari.
                Begitu banyak sekali kegiatan yang kami lakukan selama disana.Pada hari pertama kegiatanya foto bersama di Kerry Park dan melihat tetenger paling kondang di Seattle, Space Needle. Kunjungan lainnya adalah pergi ke Experience Music Project (EMP) yang merupakan museum musik bagi para musisi asal Seattle. Setelah itu kami akan menjalani coaching clinic di Rainier Vista.Saat coaching clinic kami dilatih oleh salah satu legend NBA James Hampton yang juga pelatih yang sangat berjasa bagi Nate Robinson (pemain NBA).

 Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

 Photo by Agus Wahyudi/Jawapos


Dihari berikutnya kami menjalani kegiatan bersekolah di Lynwood High School. Disana kami semua mendapat masing-masing partner,  dimana partner kita adalah siswa/I yang sekaligus tim basket dari Lynnwood highschool.Disitu kami harus mengikuti partner kita kemana pun.Jadi,kami pun memasuki kelas dimana mereka belajar.Sitem bersekolah mereka melakukan system moving class dan mereka tidak memakai seragam.Jadi,mereka bersekolah menggunakan baju bebas.Ada beberapa mata pelajaran yang tidak ada di Indonesia,seperti kelas memasak,kelas sport medicine,dll.


Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Setelah kami mengikuti kegiatan bersekolah mereka,ada scrimmage game antara tim DBL Allstar 2012  vs tim Lynnwood High School. Dikarenakan kondisi kami masih dalam proses adaptasi dengan perbedaan waktu 15 jam dengan Indonesia maka  Tim putri yang bermain lebih dulu kalah 40-62, sedangkan tim putra menyerah 33-45.



Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Agenda dihari berikutnya pun kami bersekolah lagi.Tetapi pada kali ini kami bersekolah di Glacier Peak High School (GPHS).Tidak beda jauh dengan sekolah yang pertama yaitu Lynnwood High School.Lalu di GPHS pun kami melakukan scrimmage game dengan tim GPHS.Tetapi,lagi-kami kami kalah.

 Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Pada 10 November 2012 kami semua menuju Portland.Ada beberapa kegiatan yang ditungguu-tunggu oleh kami semua.Salah satu nya adalah menonton pertandingan NBA di Rose Garden. Pertandingan nya yaitu antara Portland Trailblazers vs San Antonio Spurs.Tetapi sebelum menonton NBA, kami semua ke Woodburn Outlet Mall – Portland. Tempat itu adalah tempat berkumpulnya barang – barang ber merek seperti nike,fosil,levis,gueess,dll.Yang paling istimewa ditempat itu adalah di Woodburn Outlet Mall itu tax free yaitu bebas pajak.

Setelah berpuas-puas berbelanja di Woodburn Outlet Mall,ini adalah kegiatan yang paling ditunggu – tunggu yaitu menonton pertandingan NBA. Ini merupakan hal yang paling tidak bisa dilupakan. Betapa serunya pertandingan pada malam itu, dan kami mendapat kesempatan masuk 1 jam lebih awal dibandingkan penonton lainnya, sehingga kami dapat melihat para pemain bintang NBA sedang pemanasan lebih dekat. 



Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Setelah kami melewati beberapa hari kemarin, banyak sekali pengalaman yang bisa kita ambil. Dihari berikutnya merupakan hari puncak nya bagi kami. Pada malam hari nya mengikuti pertandingan “friendly match” . Pertandingan nya yaitu antara tim DBL Indonesia All Star vs Rainer Vista. Dimana pertandingan persahabatannya itu dikemas secara resmi oleh PT.DBL Indonesia, seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pertandingan, lalu bertukar kenanga-kenangan, sampai pemanggilan pemain satu per satu.



Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

          Pada saat pertandingan putri, pertandingan berjalan dengan sengit. Tetapi akhirnya kami harus mengakui kehebatan para pemain Rainer vista. Kami kalah dengan score 33-45. Setidaknya score ini menunjukan perbaikan dari hasil tahun lalu. Sedangkan tim putra nya, tim Rainer Vista begitu mudah menggapai kemengan pada laga tersebut. Tim DBL Indonesia All Star tunduk dengan score 22-60.  Tetapi yang terpenting dalam laga ini kami mengambil banyak sekali pengalaman, salah satu nya kami melihat pemain-pemain di sana (Amerika) sangat tidak kenal rasa cape, begitu berat materi latihan mereka, jadi tidak heran pemain-pemain disana jauh lebih baik dari Indonesia.

          Banyak sekali sebenernya cerita selama disana, tetapi ini merupakan pengalaman seumur hidup yang terpenting. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita selalu  berusaha dan berdoa pasti kita mendapatkan hasil yang baik juga. Lalu, setiap orang mempunyai bakat yang berbeda – beda, dan jangan pernah menganggap bakat non- akademik itu merupakan bakat yang tidak penting. Tapi, sebagai seorang pelajar, belajar adalah kewajiban kita jadi jangan lupa untuk membagi waktu dengan benar.



Annisa Widyarni-