Minggu, 01 Juni 2014

A New Journey!

Hello blog! I'm back haha udah lama rasanya ya tak berjumpa. Sekarang ini gue mau cerita tentang kehidupan gue yang sekarang ini, dimana sekarang gue hidup diluar kota, gimana kehidupan setelah lulus SMA, perjalanan basket gue, yang jelas sejauh ini gue udah merasakan perbedaan nya. Enjoy :D

Nama gue masih tetep Annisa Widyarni, walaupun gue udah tinggal diluar kota gue tetep dipanggil "Awe" kok. Setelah lulus dari SMA, dengan kegalauan gue untuk memilih mau kuliah dimana, akhir nya gue menjadi mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga. Universitas Airlangga berada di kota Surabaya, dengan begitu gue sementara tinggal di Surabaya. Kota Surabaya ini mungkin udah ga asing bagi gue, karena keluarga dari bokap itu asi Surabaya, jadi paling engga gue sering ke kota ini. Ada alasan dibalik gue memilih Universitas Airlangga, gue tertarik dengan salah satu club basket profesional yang gue inginkan dimana club itu berdomisili di Surabaya. Pada suatu saat gue sudah kontrak dengan club basket tersebut atas pertimbangan apabila gue keterima di Universitas Airlangga. Sehingga, sampai saat ini alhamdulillah gue berkuliah di Universitas Airlangga, dengan rutinitas tambahan gue latian basket di salah satu club basket profesional tersebut.

Mungkin pertama gue ingin cerita tentang kehidupan di perkuliahan dulu. Kalau kalian pada nanya tentang ospek yang ada di Universitas, lo nanya sama orang yang salah, karena gue salah satu orang yang ga ikut ospek haha tapi gue tetap harus ikut ospek pada angkatan berikutnya. Lalu, awal masuk kuliah itu gue belum kenal siapa - siapa, gue mencoba berkenalan dengan orang dikanan dan dikiri gue, walaupun udah kenalan kalau ditanya lagi namanya gue udah lupa kayanya. Sampai disuatu ketika ada satu mata kuliah yang mengharuskan bikin kelompok. Dari situ gue mulai kenal dengan satu kelompok gue yang terdiri dari 4 orang perempuan semua. Tanpa disengaja kita berempat ngerasa cocok aja dalam segala hal. Sampai saat ini kita berempat deket banget, sebelum nya di SMA gue termasuk orang yang "ansos". Gue seneng banget begitu dapet temen yang cocok dan deket, mereka adalah Audita, Adriana dan Elvina.



Kalau masalah kehidupan di kuliah sih sebenernya ga beda jauh sama SMA, malah menurut gue lebih santai kuliah. Jadwal kuliah itu ga sepadet pas sekolah. Walaupun kalau bicara tugas, emang banyak sih, tapi kalau lo nimkmatin dan emang seneng sama jurusan yang lo ambil, bakal jadi seneng ngerjain tugas nya, karena tugas itu yang bikin lo tambah ngerti (sok bijak). Alasan gue ambil jurusan Ilmu Hubungan Internasional ya salah satu nya biar tetep bisa berhubungan dengan yang namanya basket untuk kedepannya, yaitu membuat suatu koneksi antar negara yang bisa membuat basket di Indonesia di lirik oleh mata dunia. Dengan begitu gue seneng dengan jurusan yang gue jalani sekarang. Namun, gue emang sangat menyesal karena gue ga begtu pinter dalam bidang bahasa inggris yang dimana bahan - bahan untuk menegrjkan tugas sebagian besar pakai bahasa Inggris, jadi ya tujuan kedua gue mengapa ambil Ilmu Hubungan Internasional yaitu memaksa gue untuk mengerti dan bisa bahasa inggris, dengan masuk kedalam jurusan ini. HI angkatan gue ini total nya ada 96 orang doang, dan selalu menjadi satu kelas, jadi sejauh ini sih selain gue deket sama Audita, Elvina dan Adriana sih gue deket juga sama yang lain. Jadi, kehidupan belajar gue sekarang ini ya gue jalani dengan senang sih.

Rutinitas kedua gue selain kuliah itu ya basket. Yang membuat beda latian basket ketika gue sebelum pindah ke Surabaya ya, dulu gue latian ga setiap hari, tetapi ketika gue pindah ke Surabaya gue latian setiap hari. Jadi, di Surabaya ini gue bergabung disalah satu club yang berlaga di liga profesional, sebelum nya gue emang ingin masuk club ini, suatu ketika gue ditawarin lah untuk bergabung di tim ini, gue sangat tertarik tentu nya. Sebenarnya, gue masuk UNAIR itu ya karena gue bergabung di club ini, bukan karena murni gue kepengen kuliah di UNAIR, kebetulan jurusan HI di UNAIR itu bagus dengan akreditasi A, jadi ya alhamdulillah gue bisa bergabung di club yang gue inginkan ditambah dengan Universitas yang mendukung cita - cita gue. Kurang lebih sih ya, setiap hari itu kegiatan gue ya dimulai dari jam 6 pagi untuk langsung bertemu lapangan basket hingga jam 8. Kalau misalkan gue ada kuliah jam 7, stngh7 gue boleh ijin untuk kuliah. Di club sekarang ini, sangat mendukung untuk setiap pemainnya berkuliah, karena kalau kita menekuni sebuah bidang olahraga, pasti ada batas umur nya untuk melakukan hal tersebut sehingga pendidikan pun menjadi poin utama dalam menjalani kehidupan.

Banyak hal baru yang gue dapetin sekarang ini. Ketika gue bergabung kedalam tim yang level nya lebih tinggi dari sebelum nya, gue seperti berjuang lagi dari nol. Karena dibandingin sama yang lain, gue termasuk yang harus banyak banget belajar dalam segi pemainan basket. Di tim yang sekarang ini gue kalah pengalaman dengan senior-senior gue, tapi dengan latian setiap hari dengan mereka, pasti banyak pelajaran yang bisa diambil.  Contoh nya, tahun pertama gue bergabung di tim ini, gue beum terpilih kedalam list pemain. Ini buktinya harus ada usaha lagi agar gue bisa masuk liat pemain, sehingga sekaang ini waktunya untuk gue banyak belajar agar ditahun berikutnya gue bisa masuk kedalam list pemain dan gue bisa bermanfaat didalam tim ini. Kalau sebelum - sebelumnya didalam pertandingan gue sering diberi kesempatan untuk bermain, disini gue belajar bagaimana cara nya harus tetep menyemangati tim di bangku cadangan, walaupun gue belum masuk kedalam list pemain, ketika sparing -sparing ya hal tersebut yang bisa gue lakuin. Jadi, selalu berfikir positif dan selalu mendukung tim dengan keaadan yang ada. Disamping itu, gue sedang proses belajar agar gue bisa masuk kedalam list pemain. Di surabaya ini gue tinggal ya satu rumah dengan kakak2 gue ini, jadi selain merupakan teman satu tim mereka pun keluarga baru gue disini..:)


Tim basket Universitas Airlangga membuat gue bangga, karena ditahun pertama gue kuliah, peratama kali juga UNAIR juara nasional di salah satu event. Ini merupakan prestasi pertama, ketika gue udah pindah ke surabaya.


Masalah percintaan?
Mungkin hal ini yang belum ada perubahan nya ya. Dari lahir sampai sekarang gue belum mendapat pasangan nih haha tapi sekarang ini mulai ngerasa gelisah aja ya kalau gapunya pasangan, kayanya sih karena gue jauh ortu jadi kerasa deh sendiri #eh hahaha jadi ya sebenernya gue lagi lirik-lirik soal pasangan sih ini, ya semoga aja yaa..doain hihihi :p

Ini merupakan cerita singkat gue selama gue di Surabaya. Perjalanan gue disni masih sangat panjang, jadi masih banyak hal yang gue musti lakuin demi masa depan gue juga..:)

SEMANGAT!!! :D













Senin, 29 April 2013

Pendidikan, antara budaya menghukum dan merangsang minat siswa

" Ini merupakan sebuah artikel/cerita yang saya ambil dari facebook kak Lasma Sinaga   Menurut saya cerita ini adalah cerita dimana hampir sebagian besar pelajar di Indonesia merasakan hal seperti ini termasuk saya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. (ini hanya copy paste ya)"

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”

“Dari Indonesia,” jawab saya.

Dia pun tersenyum.

BUDAYA MENGHUKUM

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

MELAHIRKAN KEHEBATAN

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti..

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI).

Elementary School until Senior High School

Halo semua...

Gue telah menyelesaikan tugas terakhir gue di SMA, yaitu Ujian Nasional 2013. Ini merupakan Ujian yang ketiga kali nya selama gue sekolah di Al-Azhar BSD,dapat disimpulkan gue bersekolah di Al-Azhar BSD yaitu dari SD - SMA. Gue bakal cerita sedikit perjalanan gue selama gue sekolah di sekolah Al-Azhar BSD.

Sekolah Dasar (SD)

            Gue termasuk siswi baru di SD Al-Azhar BSD karena, gue siswi pindahan ketika duduk di kelas 4.Sebelumnya gue bersekolah di SD Mutiara Bunda yaitu di Bandung. Dari hari pertama masuk,sampai 2 minggu kedepannya,selama sekolah gue nangis dan ditungguin nyokap gue sekolah hahaha dan nyokap gue bener bener gaboleh ilang dari penglihatan gue,gue berhenti nangis disaat ekskul basket mulai. Tapi di SD itu pertama kali nya gue mulai serius di basket. Gue mulai masuk club itu pas gue kelas 5 SD, yang beruntung nya lagi di SD itu pertama kalinya gue satu tim bersama Devita,Dinda,Devi yang sampe sekarang kita masih menjadi satu tim. 
            Menurut gue masa-masa SD itu masa-masa nya gue itu g4O3L gitu hahahaha gue sempat merasakan bagaimana pada saat gitu tulisan gue sempet gede kecil dan dilengkapi dengan beberapa angka agar terlihat lebih "keren". Selain tulisan, gaya gue berfoto juga "keren" seperti tulisan gue. Banyak hal-hal baru yang gue dapat ketika gue pindah dari Bandung ke Tangerang. Gue mengerti jajan dan mengerti duit itu ketika gue menemukan banyak jajanan baru di kantin Al-Azhar BSD.Tapi ada satu hal yang belum bisa berubah pada saat gue SD itu, logat sunda gue masih kebawa sampai saat gue pindah ke tangerang,pada saat itu pun gue masih memakai kata "aku" "kamu".
            Mungkin bagi gue SD itu merupakan masa sekolah yang menyenangkan,dimana pada saat itu belum terlalu banyak yang dipikirkan.Gue bener-bener menikmati masa SD.Sampai akhirnya tahun 2006 gue diresmikan lulus sebagai siswi SD Al-Azhar BSD.

(Ini ketika kenaikan kelas 5,ada pentas seni gitu hehehe)


 (Ini ketika perpisahan SD,sedang di tangkuban perahu,2006)

(Wisuda)

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

           Setelah lulus dari SD Al-Azhar BSD,selanjutnya gue meneruskan untuk bersekolah di SMP Al-Azhar BSD yang masih satu lingkungan dengan SD nya.Bagi orang-orang mungkin masa SMA itu yang paling indah,tapi menurut gue masa SMP lah yang paling indah. Di SMP ini gue merasa menikmati masa-masa sekolah. Belajar di SMP itu santai tapi serius juga. Selama SMP gue 3 tahun sekelas dengan Devita. Masih sama seperti di SD, di SMP pun gue masih tetap menjalani hobi gue. 
           Begitu bahagia gue di SMP,gue mendapat teman-teman yang seru dan selalu menemani gue disaat gue lagi down karena ada nilai gue yang jelek hehe gue termasuk orang yang cengeng sebenernya. oh iya! di SMP itu pertama kali nya Gesa gabung menjadi tim basket SMP Al-Azhar BSD.Di SMP lah gue,Devi,Dinda,Devita,Gesa menjadi satu tim sampai sekarang ini.Di SMP ini juga gue mulai ijin-ijin karena ada tanding dan sebagainya.
            Gak kerasa 3 tahun pun berlalu,dan akhirnya gue lulus dari SMP Al-Azhar BSD.






Sekolah Menengah Atas (SMA)

            Mungkin bagi orang-orang SMA itu masa yang paling indah, tapi bagi gue SMA itu gak seindah SMP. Karena gue ngerasa di SMA banyak banget yang harus gue lakukan, dan gaada yang namanya seneng-seneng dan santai-santai. Tapi gue beruntung punya temen se angkatan yang selalu bikin ketawa, walaupun banyak yang suka susah diatur juga haha 
            Di SMA ini gue termasuk sering izin karena ada urusan basket. Hal tersebut membuat gue harus mengejar pelajaran, dan gaada santai-santai. Terkadang gue suka down dan capek, tapi sekolah itu kewajiban bagi gue, mau ga mau harus dilakuin. Di SMA ini gue masuk kejurusan IPA. Menurut gue IPA/IPS itu sama aja gaada yang lebih unggul. Gue masuk IPA pun karena gue mencari aman untuk memilih jurusan kuliah gue nantinya.
           Selain itu, sampe SMA pun gue belum pernah merasakan pacaran haha yaa belum menemukan yang pas aja, karena gue bukan cuma nyari status doang kan #eaaa hahaha

Ini ada sebagian cuplikan foto selama gue di SMA...
Ini disaat SMA Al-Azhar BSD mengikuti DBL Banten Series 2013 (kami berlima bersama hingga SMA)


           


Itu semua sedikit cerita di masa gue sekolah,sekarang ini gue lagi menunggu hasil Ujian Nasional yang akan diumumkan tanggal 25 mei 2013 deg-deg an juga sih,tp gue selalu berdoa agar diberikan yang terbaik. :)

Dan tidak lupa juga berterimakasih banyak untuk guru2 yang sudah dengan ikhlas mengajar saya menjadi seperti sekarang ini:)

Senin, 17 Desember 2012

hello seattle!



Ini adalah artikel yang gue tulis untuk mengisi majalah sekolah "IKRAR"  

                Development Basketball League (DBL) adalah sebuah liga bola basket antar Sekolah Menegah Keatas (SMA) yang diadakan pertama kali di Surabaya pada tahun 2004. Liga ini dipelopori oleh Commissioner Azrul Ananda yang bukan lain adalah anak dari mentri BUMN yaitu Dahlan Iskan.DBL adalah kompetisi pertama di Indonesia yang mengembangkan konsep Student Athlete.
                Pada tahun 2012 liga DBL ini telah menyebar di 24 provinsi di seluruh Indonesia.Di setiap provinsi akan digelar kompetisi tersebut,lalu dari masing-masing provinsi dipilih 5 pemain terbaik putra putri dan 2 pelatih yang berkesempatan untuk mengikuti DBL Camp di Surabaya.Semua peserta yang terpilih tersebut mendapat kesempatan untuk dapat terbang ke Seattle,Amerika Serikat melalui proses seleksi.Tahun ini ada 235 peserta (121 putra dan 114 putri) yang terpilih mengikuti Development Basketball League Camp 2012 di surabaya pada bulan Juli lalu.Hanya ada 12 pemain putri dan 12  pemain putra bersama 4 orang pelatih yang akan terpilih menajadi tim DBL Allstar 2012 dan terbang ke Seattle,Amerika Serikat mewakili Indonesia.
                Mungkin ini menjadi salah satu cita-cita setiap pelajar yang menyukai olahraga basket di Indonesia.Saya, Annisa Widyarni (XII IPA 3) termasuk mencita-citakan hal ini.Saya ingin sekali bisa terpilih menajadi salah satu pemain di tim DBL All-star.Berkat usaha dan bantuan dari Allah,pada DBL Camp 2012 tersebut saya terpilih menjadi salah satu bagian dari tim putri DBL All-star 2012.
                Pada Selasa,6 November 2012 tim DBL All-star 2012 berangkat ke Seattle,Amerika Serikat.Perjalanan akan transit di Taiwan terlebih dahulu, sebelum dilanjutkan ke Seattle.Kurang lebih selama 15 jam perjalanan, kami semua sampai di bandara Internasional Seattle-Tacoma.

Photo by Agus Wahyudi/Jawapos


Setelah kami sampai di bandara,kami semua langsung menuju hotel dan langsung beristirahat. Semua aktivitas akan dimulai esok hari.
                Begitu banyak sekali kegiatan yang kami lakukan selama disana.Pada hari pertama kegiatanya foto bersama di Kerry Park dan melihat tetenger paling kondang di Seattle, Space Needle. Kunjungan lainnya adalah pergi ke Experience Music Project (EMP) yang merupakan museum musik bagi para musisi asal Seattle. Setelah itu kami akan menjalani coaching clinic di Rainier Vista.Saat coaching clinic kami dilatih oleh salah satu legend NBA James Hampton yang juga pelatih yang sangat berjasa bagi Nate Robinson (pemain NBA).

 Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

 Photo by Agus Wahyudi/Jawapos


Dihari berikutnya kami menjalani kegiatan bersekolah di Lynwood High School. Disana kami semua mendapat masing-masing partner,  dimana partner kita adalah siswa/I yang sekaligus tim basket dari Lynnwood highschool.Disitu kami harus mengikuti partner kita kemana pun.Jadi,kami pun memasuki kelas dimana mereka belajar.Sitem bersekolah mereka melakukan system moving class dan mereka tidak memakai seragam.Jadi,mereka bersekolah menggunakan baju bebas.Ada beberapa mata pelajaran yang tidak ada di Indonesia,seperti kelas memasak,kelas sport medicine,dll.


Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Setelah kami mengikuti kegiatan bersekolah mereka,ada scrimmage game antara tim DBL Allstar 2012  vs tim Lynnwood High School. Dikarenakan kondisi kami masih dalam proses adaptasi dengan perbedaan waktu 15 jam dengan Indonesia maka  Tim putri yang bermain lebih dulu kalah 40-62, sedangkan tim putra menyerah 33-45.



Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Agenda dihari berikutnya pun kami bersekolah lagi.Tetapi pada kali ini kami bersekolah di Glacier Peak High School (GPHS).Tidak beda jauh dengan sekolah yang pertama yaitu Lynnwood High School.Lalu di GPHS pun kami melakukan scrimmage game dengan tim GPHS.Tetapi,lagi-kami kami kalah.

 Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Pada 10 November 2012 kami semua menuju Portland.Ada beberapa kegiatan yang ditungguu-tunggu oleh kami semua.Salah satu nya adalah menonton pertandingan NBA di Rose Garden. Pertandingan nya yaitu antara Portland Trailblazers vs San Antonio Spurs.Tetapi sebelum menonton NBA, kami semua ke Woodburn Outlet Mall – Portland. Tempat itu adalah tempat berkumpulnya barang – barang ber merek seperti nike,fosil,levis,gueess,dll.Yang paling istimewa ditempat itu adalah di Woodburn Outlet Mall itu tax free yaitu bebas pajak.

Setelah berpuas-puas berbelanja di Woodburn Outlet Mall,ini adalah kegiatan yang paling ditunggu – tunggu yaitu menonton pertandingan NBA. Ini merupakan hal yang paling tidak bisa dilupakan. Betapa serunya pertandingan pada malam itu, dan kami mendapat kesempatan masuk 1 jam lebih awal dibandingkan penonton lainnya, sehingga kami dapat melihat para pemain bintang NBA sedang pemanasan lebih dekat. 



Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

Setelah kami melewati beberapa hari kemarin, banyak sekali pengalaman yang bisa kita ambil. Dihari berikutnya merupakan hari puncak nya bagi kami. Pada malam hari nya mengikuti pertandingan “friendly match” . Pertandingan nya yaitu antara tim DBL Indonesia All Star vs Rainer Vista. Dimana pertandingan persahabatannya itu dikemas secara resmi oleh PT.DBL Indonesia, seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pertandingan, lalu bertukar kenanga-kenangan, sampai pemanggilan pemain satu per satu.



Photo by Agus Wahyudi/Jawapos

          Pada saat pertandingan putri, pertandingan berjalan dengan sengit. Tetapi akhirnya kami harus mengakui kehebatan para pemain Rainer vista. Kami kalah dengan score 33-45. Setidaknya score ini menunjukan perbaikan dari hasil tahun lalu. Sedangkan tim putra nya, tim Rainer Vista begitu mudah menggapai kemengan pada laga tersebut. Tim DBL Indonesia All Star tunduk dengan score 22-60.  Tetapi yang terpenting dalam laga ini kami mengambil banyak sekali pengalaman, salah satu nya kami melihat pemain-pemain di sana (Amerika) sangat tidak kenal rasa cape, begitu berat materi latihan mereka, jadi tidak heran pemain-pemain disana jauh lebih baik dari Indonesia.

          Banyak sekali sebenernya cerita selama disana, tetapi ini merupakan pengalaman seumur hidup yang terpenting. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita selalu  berusaha dan berdoa pasti kita mendapatkan hasil yang baik juga. Lalu, setiap orang mempunyai bakat yang berbeda – beda, dan jangan pernah menganggap bakat non- akademik itu merupakan bakat yang tidak penting. Tapi, sebagai seorang pelajar, belajar adalah kewajiban kita jadi jangan lupa untuk membagi waktu dengan benar.



Annisa Widyarni-







Minggu, 22 Juli 2012

DBL Camp 2012 "Akhirnya"



picture by Wahyudin/Jawa Pos

Pada saat liburan kemarin itu tgl 1-5 Juli 2012 gue mengikuti DBL Camp di Surabaya,sebagaimana tahun lalu gue juga mengikuti DBL Camp 2011.DBL Camp tahun ini diikuti 235 pemain (121 putra,114 putri) dari 23 provinsi di Indonesia.

Semua kegiatan camp hampir sama dengan tahun lalu,yaitu di hari pertama itu diisi dengan kegiatan beep test dan multiple sprint.Yang difokuskan pada hari pertama itu adalah fisik.Dihari kedua itu skill station,yang terdiri dari 8 stations yaitu shooting footwork,defensive footwork,offensive moves,active rest&recovery,ball handling,5spot shooting,free throws, dan fitness. Dihari ketiga,kami semua sudah menjadi 100besar (50 putra 50 putri).Dihari ketiga ini ada 3 stations,tapi gue lupa apa aja stations nya hehe Dihari itu juga diumumkan siapa saja yang lolos 48besar (24 putra 24 putri). Selama 2 hari kedepan 48besar ini difokuskan kepada game.Kami semua dibagi menjadi beberapa tim,lalu setiap tim diberi pattern yang diantaranya ada motion,corners,pick.Lalu dilihat bagaimana kita dapat menerima materi apa saja yang sudah di ajarkan para pelatih dari WBA (World Basketball Academy) dan dari beberapa NBL indonesia. Dihari terakhir yaitu tgl 5 Juli 2012 dimana hari itu adalah pengumuman siapa saja pemain yang akan menjadi DBL AllStar 2012 yang akan berangkat ke Seattle,Amerika Serikat.

Itu gambaran kecil ttg DBL Camp 2012 ,sebenernya banyak sekali hal yang terjadi selama camp.Gue mau share beberapa foto selama camp yaa....







Pada Camp kali ini ada yang beda dari tahun lalu,mungkin di postingan gue yang judulnya DBL Camp 2011 itu diakhirnya ada tulisan "semoga di DBL CAMP 2012 gue bisa kepilih 12 besar dan menjadi DBL All-Star berangkat ke Amerika...Amiiiiiiiiin o:)" dan alhamdulillah Allah emang selalu baik tahun ini gue mendapat kesempatan berangkat ke Amerika Serikat insyaAllah pada tgl 4 November 2012 sebagai DBL All Star 2012.Walaupun gue mendapat kesempatan ini,gue masih merasa mungkin gue adalah pemain pilihan terakhir untuk menjadi tim All Star,karena gue merasa tidak lebih bagus dari temen-temen yang masuk 24 besar.Tapi ini adalah salah satu cita-cita gue dan alhamdulillah bisa tercapai.

Disini gue berfikir setiap orang yang mau berusaha dan berdoa insyaAllah dia akan mendapatkan yang dia inginkan.Mungkin disini gue hanya sebagai orang yang beruntung bisa terpilih,karena gue yakin diluar sana masih banyak pemain - pemain basket yang lebih berpotensi dibandingkan gue.


picture by Dite Surendra / Jawa Pos








Senin, 07 November 2011

Hello Australia!!! w/ DBL Selection team 2011

Tanggal 7-14 Oktober 2011 adalah hari dimana gue menemukan tim baru,teman baru,keluarga baru yang sangat menyenangkan,gue merasa bersyukur banget bisa menjadi salah satu anggota di tim ini . Mereka semua adalah DBL Selection Team 2011

Kami semua adalah gabungan dari bermacam-macam daerah,ada yang dari jabar,jatim,medan,pontianak,dan lain lain.Kami terpilih dari hasil seleksi pada saat DBL Camp yang berlangsung di surabaya pada tanggal 24-28 juli kemarin untuk menjadi DBL Selection team yang akan berangkat menuju Perth,Australia.


Pada tanggal 7 oktober 2011 kami berangkat menuju Australia dari Bandara Internasional Ngurah Rai,Bali.Setelah menempuh perjalanan selama 3,5 jam kami mendarat di Bandara Internasional perth.

Hari pertama sampai terakhir merupakan seminggu yang tidak akan gue lupakan...Semakin hari,semakin akrab pertemanan kami antara masing-masing pemain,sampai keakraban antara pemain dan crew dari DBL Indonesia.Hampir setiap 2hari sekali kami berpindah kota,selama kami di Australia kami mengunjungi 3 kota yaitu Bunbury,Albany,Kattaning,dan yang terakhir Perth. Disana juga kami bertemu dengan timnas Indonesia yaitu tim yang akan bertanding ada saat sea games nanti.

Ini pertandingan pertama melawan Southwest Slammers di Bunbury,DBL selection putri kalah dengan score 44-53 sedangkan tim putra menang dengan score 51-46
.
Ini adalah pertandingan kedua di Albany,tim DBL selection putri kalah disaat detik-detik terakhir pemain Albany Riders U-16 Parris Laurie melakukan 3point shoot yang membuat tuan rumah menang 41-38.Tim putra lagi lagi memenangkan pertandingan dgn score 43-41

Pada pertandingan ketiga di Kattaning,akhirnya tim putri dan putra DBL selection meraih kemenangan dengan score tipis 61-62 (putri) 112-46 (putra)

Pada pertandingan terakhir kami bertanding di WA Basketball Centre,Perth melawan Perry Lakes Hawks U-16 hasilnya adalah Tim putri menang dengan score 44-38,sayangnya tim puta di pertandingan terakhir kalah dengan score 53-59

Itu beberapa foto pada saat pertandingan selama di Aussie......

Tim DBL Selection putra dan putri merupakan tim yang sangat sangat menyenangkan,senang bisa kenal dengan kalian semua !!!! :D Terimakasih buat para Coach putra dan putri
Coach Freddy&Coach Anton dan Coach Andro&Coach Hardi
dan terimakasih buat para crew DBL Indonesia
- Mas Hendry : Crew yang sangat perhatian kepada kita semua
- Kak Wenny : Crew yang begitu sabar ngurusin tim putri walaupun suka sedikit ngomel dan Crew yang selalu membagi kita snack ketika di bus:p
- Mas Yondang : Crew yang selalu memimpin kita semua,dan yang selalu menyemangati kita dengan kata-kata "DBL INDONESIA"
- Kak Nanda : Crew yang menjadi juru kunci kalau kita membutuhkan makanan
- Mas Pras : Crew yang sangat semangat ketika mengajari kita bernyanyi lagu lagu asli aussie
- Mas puji : Crew yang gak pernah berhenti nya menyemangati di pinggir lapangan ketika kami bertanding
- Mas yudo : Crew yang selalu merekam segala kegiatan kami selama di aussie
- Mas Angger&Mas diar : Crew yang selalu meliput dan membuat berita untuk dimasukan kedalam koran.



Di setiap pertemuan pasti ada perpisahan:"(

Terimakasih DBL Indonesia!!!!!